Surfaktan Pestisida
SURFAKTAN PESTISIDA
Surfaktan
merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus
lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan
minyak. Surfaktan
adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda
dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air
(hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik).
Dalam
memilih produk surfaktan untuk formulasi pestisida sebaiknya perlu mengetahui
tipe-tipe surfaktan karena tidak semua produk surfaktan cocok untuk semua jenis
pestisida. Dalam hal ini muatan ion dan pH surfaktan bisa mempengaruhi
stabilitas pestisida. Berdasarkan muatan ionnya surfaktan dibagi menjadi 3,
yaitu:
Anionik, yaitu surfactant yang bermuatan ion
negatif (anion). Surfaktan jenis ini kebanyakan golongan alkylbenzene dengan
sifat pH asam. Golongan anionik ini umumnya termasuk dalam kategori deterjen.
Karena sifatnya yang asam sehingga banyak dipakai untuk produk-produk pembersih
seperti sabun cuci atau pencuci piring. Keasaman surfaktan anionik cukup baik
untuk meluruhkan kotoran-kotoran berupa minyak atau lemak bahkan kotoran padat
yang melekat. Oleh karena sifatnya yang asam sehingga dapat menurunkan pH
permukaan daun. Selain itu surfaktan anionik tidak boleh dicampur dengan
pestisida alkali seperti tembaga hidroksida dan oksida.
Kationik, bermuatan ion positif (kation). Tidak
bisa dicampur dengan pestisida atau maupun pupuk foliar terutama yang bersifat
asam, dan daya pembasahnya rendah. Surfaktan kationik biasa digunakan sebagai
desinfektant untuk sterilisasi alat-alat, permukaan mulsa sebelum ditanami, dan
desinfeksi kandang ternak. Meski berspektrum luas untuk berbagai mikroorganisme
pathogen, jenis ini tidak bisa digunakan secara langsung pada tanaman karena
dapat merusak formula pestisida, merusak permukaan tanaman dan merusak sel-sel
tanaman.
Non-ionik, tidak mempunyai muatan ion (netral)
sehingga jenis ini dapat dipakai untuk semua jenis pestisida baik kontak atau
sistemik, baik yang ber-pH asam maupun alkali.
Sifat non-ionik ini penting untuk menghindari terjadinya reaksi kimia
antara pestisida dengan surfaktan itu sendiri yang berakibat pada berubahnya
struktur kimiawi pestisida sehingga efikasinya menurun.
Semoga menambah pengetahuan dan bermanfaat ya Gaess…
No comments: