Kawah Ijen, Lukisan Tuhan yang Tak Terdustakan

kunjungan Ibu Menteri ke Kawah Ijen tanggal 2 Maret 2018






Menikmati kawah, rasanya belum lengkap kalau belum menikmati Kawah Ijen. Selain itu, Kawah Ijen merupakan salah satu dari dua di dunia yang terdapat blue fire. Kawah yang mempesona ini berada di puncak Gunung Ijen. Gunung Ijen merupakan gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Bondowoso, Kecamatan Klobang dan Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Licin, Jawa Timur, Indonesia. Gunung Ijen ini memiliki ketinggian 2.443 mdpl.


Perjalanan saya kala itu dari Surabaya menggunakan mobil pribadi. Dari Surabaya langsung meluncur ke Bondowoso dengan melewati hutan Arak-arak. Untuk melewati hutan Arak-arak  sendiri memakan waktu kurang lebih 1 jam, mungkin termasuk lambat karena kala itu, sedang hujan lebat. Setelah 5 jam barulah sampai di Kota Bondowoso.


Setelah makan siang di Bondowoso, perjalanan dilanjutkan ke Kawah Ijen dengan menelusuri jalan yang beraspal dan lumayan halus. Perjalanan selanjutnya melewati perkebunan kopi arabika yang luas dan hijau teratur, serta melalui daerah terbatas areal perkebunan kopi yang mempunyai tiga pintu gerbang yang berbeda. Pada setiap pintu gerbang dijaga satpam dan diminta untuk mengisi buku tamu dan menuliskan tujuan perjalanannya. Setelah itu, pemandangan kawasan ini sangat menarik, ada hutan pinus milik Perhutani dan juga hutan perawan Cagar Alam Ijen-Merapi yang begitu lebat.


Setelah melewati hutan pinus, tak habis habisnya pemandangan tersajikan, nampak pemandangan hamparan rumput yang luas dengan latar belakang perbukitan yang indah. Dengan udara yang segar dan sejuk dengan berfoto gaya melompat bisa menjadi kenangan tersendiri.


Gambar hamparan rumput dengan latar belakang bukit yang indah.

Tak jauh dari padang rumput terdapat wisata Kali Pahit. Dinamakan Kali Pahit karena air yang mengalir mengandung kadar belerang tinggi dan rasanya nggak tawar tapi pahit. Sumber airnya berasal dari Kawah Ijen. Pemandangan Kali Pahit dengan batu-batuannya, sangat bagus sekali untuk berfoto-foto.


Gambar Pesona di Kali Pahit


Setelah menikmati Kali Pahit, perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding, yang merupakan sebuah pos Perhutani di kaki gunung Merapi-Ijen dan berupa areal seluas lapangan sepak bola yang bisa digunakan untuk camping. Sesampainya di Paltuding sekitar jam 4 sore, dan langsung ke bagian informasi dan ternyata untuk pendakian sudah ditutup. Pendakian dibuka kembali pada pukul 01.00 malam sampai jam 12 siang, karena untuk melihat blue fire di kawah ijen harus dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Sedangkan pada jam 12.00 siang sampai jam 12 malam pendakian ditutup.

Karena tidak membawa peralatan camping, akhirnya mencari penginapan di sekitar Paltuding, tapi sudah penuh semua. Akhirnya turun lagi 30 menit ke arah kebun kopi Bondowoso mencari penginapan dan dapat penginapan di Perumahan warga PTPN, dengan tarif per kamar sekitar Rp 200 ribu.

Rencana awal mau melihat blue fire dan akan berangkat dari penginapan jam 2 malam, tetapi takdir berkehendak lain, salah satu temanku sakit perut dan terpaksa menunggu sakit perutnya sembuh.

Setelah jam 5 pagi, sakit perutnya temen saya sudah sembuh, karena sudah terlanjur jauh-jauh datang ke wilayah ijen, akhirnya tetap berngkat ke Kawah Ijen walaupun tidak melihat blue fire. Sesampainya di Paltuding langsung beli tiket dan langsung mendaki Gunung Ijen untuk menuju Kawah Ijen.

Pendakian menuju kawah ijen dengan berjalan kaki. Saat berangkat mendaki para pengunjung baik turis domestik maupun mancanegara sudah banyak yang sedang turun, tetapi kita tidak patah semangat karena sangat penasaran sekali ingin melihat Kawah Ijen.

Gambar Pendakian ke Kawah Ijen

Pendakian ke puncak Kawah Ijen memang butuh kesabaran karena dengan berjalan kaki dan berjalan menanjak lumayan membutuhkan tenaga, maka terkadang beristirahat dulu, baru melanjutkan perjalanan, dan begitu seterusnya. Kalau yang tidak kuat mendaki bisa sewa troli dengan didorong oleh jasa pengantar dengan tarif sekali jalan sekitar Rp 200 ribu.
Untuk lebar jalan pendakian sudah lumayan lebar sehingga tidak kesempitan saat berpapasan dengan yang arah balik.

Pendakian tak terasa memakan waktu sekitar 2 jam. Sesampainya di pinggir Kawah Ijen luar biasa semua yang kuimpikan jadi kenyataan, lukisan tuhan yang terindah dapat saya saksikan di depan mata, dengan air yang berwana hijau toska dengan diselimuti kabut asap menjadi semakin indah dipandang mata. Akhirnya ku ekspresikan kebahagiaan ini dengan berfoto lompat yang seakan-akan saya terbang di permukaan Kawah Ijen.


 Gambar Gaya lompat di atas Kawah Ijen

Selain itu, aktivitas para penambang batu belerang menjadi pesona tersendiri yang tidak ditemukan di tempat lain.


Gambar para turis asing dengan hasil tambang belerang


Untuk menuju Kawah Ijen perlu diketahui bahwa apabila tidak lewat rute Bondowoso, bisa lewat rute dari Banyuwangi menuju Licin yang jaraknya 15 kilometer, dapat di lalui dengan kendaraan roda dua atau roda empat selama sekitar 30 menit. Kondisi jalanannya rusak dan karena itu rute ini lebih sulit di lalui.Biasanya digunakan oleh para pendaki untuk rute pendakian Gunung Ijen. Dari Licin menuju Paltuding yang berjarak sekitar 18 km perjalanan dapat diteruskan dengan kendaraan bermotor terutama jenis jeep double gardan karena sekitar 6 km sebelum sampai di Paltuding melewati jalan yang dinamakan tanjakan erek-erek yaitu berupa belokan berbentuk S dan sekaligus menanjak, perjalanan memerlukan waktu sekitar satu jam, karena jalanan sering rusak oleh air hujan maupun dilewati truk pengangkut Belerang setiap hari.


Harga Tiket Masuk Kawah Ijen:

1. Harga Tiket Masuk Wisatawan Domestik :
     Weekday Harga Tiket - Rp. 5.000
     Weekend Harga Tiket - Rp. 7.500

2. Harga Tiket Masuk Wisatawan Mancanegara :
     Weekday Harga Tiket - Rp. 100.000
     Weekend Harga Tiket - Rp. 150.000

3. Harga Tiket Tambahan :
    Kamera Video Komersil/film komersial - Rp. 10.000.000
    Handycamp - Rp. 1.000.000
    Photo Camera - Rp. 250.000

Demikian hasil berwisata ke Kawah Ijen, semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya.

2 comments:

  1. Kalau naik kereta bisa ngak bang? Enaknya musim hujan atau kemarau ya pas ndaki

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kepada Yth Saudara Alexander Adwardy terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.
      Naik kereta bisa, tapi turun stasiun Tawangalun Banyuwangi baru, kemudian naik ojek, atau sewa mobil, atau naik angkot turun Licin kemudian naik ojek, minta dianter ke Paltuding Pos Kawah Ijen.
      Kalau mendaki lebih amannya pas musim kemarau atau sekitar bulan April s/d Oktober.
      Demikian, semoga bermanfaat.

      Delete

Powered by Blogger.