Waktu Aplikasi Insektisida yang Efektif



Waktu aplikasi adalah pilihan rentang waktu yang tepat untuk mengaplikasikan pestisida Gengs. Waktu aplikasi tersebut merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan efektifitas pestisida yang diaplikasikan.

Jika dikaitkan dengan tahap perkembangan hama, maka dikenal waktu aplikasi insektisida, yaitu : aplikasi preventif, kuratif, sistem kalender dan aplikasi berdasar ambang kendali atau ambang ekonomi.

1. Aplikasi Preventif

Adalah aplikasi insektisida yang dilakukan sebelum ada serangan hama dengan tujuan untuk melindungi tanaman. Aplikasi insektisida secara preventif dianggap tidak sesuai dengan prinsip pengendalian hama terpadu (prinsip no pest no spray). Akan tetapi, dalam kondisi tertentu, aplikasi preventif seringkali perlu dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Perlakuan benih (seed treatment) dengan insektisida untuk menanggulangi hama yang menyerang benih stadia perkecambahan atau tanaman muda. Aplikasi preventif dengan cara perawatan benih merupakan cara aplikasi preventif yang terbaik, baik dipandang dari segi keselamatan lingkungan maupun dari segi ekonomi.

b. Penaburan insektisida butiran diseluruh kebun (broad casting) ataupun hanya pada lubang-lubang tanam saja (localized application).

c. Dipandang dari sudut keselamtan lingkungan, aplikasi pada lubang tanam (localized placement) lebih baik dari pada ditabur diseluruh kebun.

d. Pencelupan (dipping) benih tanaman (termasuk stek) ke dalam larutan insektisida untuk mencegah serangan hama yang terbawa oleh bibit.

e. Penyemprotan dengan insektisida, bila diketahui bahwa tanpa penyemprotan preventif hama tersebut akan menimbulkan kerugian yang besar dan cara lain untuk melindungi tanaman belum atau tidak diketahui.

2. Aplikasi Dengan Sistem Kalender

Aplikasi sistem kalender atau aplikasi berjadwal, tetap banyak dilakukan oleh petani, misalnya seminggu sekali atau bahkan seminggu dua kali.

Dengan aplikasi semacam ini, jumlah aplikasi permusim menjadi sangat banyak.
Para petani bawang dan cabai di Brebes dan sekitarnya, misalnya menyemprot tidak kurang dari 20 kali permusim untuk tanaman bawang merah dan sampai 35 kali permusim untuk tanaman cabai.

Di daerah Dieng, Pangalengan dan Garut juga banyak petani yang melakukan penyemprotan pestisida dengan sisitem kalender untuk tanaman kentang.

Pada penyemprotan dengan sistem kalender, insektisida dan fungisida umumnya digunakan bersama-sama.

Penyemprotan dengan sistem kalender sebenarnya merupakan salah satu dari aplikasi preventif, bersifat untung-untungan (hama belum tentu datang ), cenderung boros (karena tidak ada hamapun disemprot), berisiko besar (bagi pengguna, konsumen dan lingkungan), dan “TIDAK DIANJURKAN DALAM PENGENDALIAN HAMA TERPADU”.

3. Aplikasi Kuratif

Aplikasi kuratif adalah kebalikan dari aplikasi preventif. Aplikasi ini (termasuk aplikasi eradikatif) dilakukan sesudah ada serangan hama dengan maksud untuk menghentikan serangan hama atau menurunkan populasi hama tersebut.

Aplikasi kuratif banyak dilakukan dengan cara penyemprotan (termasuk mist blowing), fogging, fumigasi, injeksi, dan sebagainya.

4. Aplikasi Berdasarkan Ambang Pengendalian Atau Ambang Ekonomi

Penentuan waktu aplikasi berdasarkan ambang ekonomi atau ambang pengendalian merupakan salah satu variasi dari aplikasi insektisida secara kuratif dan merupakan cara yang dianjurkan dalam pengendalian hama terpadu.

Konsep pengendalian hama terpadu, pengendalian secara kimiawi dilakukan apabila populasi hama atau kerusakan karena hama sudah mencapai tingkat atau ambang tertentu. Pemikiran ini didasarkan pada kenyataan-kenyataan sebagai berikut :

a. Pertanaman yang 100% mulus tanpa kerusakan oleh hama pada kenyataannya hampir tidak ada. Umumnya, petani dapat menerima adanya sedikit kerusakan, asalkan kerusakan itu secara ekonomi tidak mendatang kerugian yang banyak.

b. Pada tingkat kerusakan rendah, biaya pengendalian kimiawi dapat menjadi lebih mahal dibandingkan dengan kerugian karena kerusakan itu sendiri. Oleh karena itu, pengendalian sebaiknya hanya dilakukan bila biaya pengendalian lebih rendah dari pada tambahan hasil yang akan diperoleh.

c. Setiap hama memilki daya rusak yang berbeda-beda. Ada hama yang mempunyai potensi merusak sangat besar dan ada pula hama yang potensi merusaknya tidak terlalu besar. Disamping itu, ada juga yang disebut hama utama, hama sekunder, hama potensi dan hama migran.
Dalam pengendalian hama, kita harus berkonsentrasi pada hama-hama yang daya rusaknya besar, terutama hama-hama utama.

d. Di lahan pertanian banyak organisme (serangga) lain yang tidak merugikan tanaman, bahkan beberapa di antaranya menguntungkan petani. Bila kita melakukan penyemprotan secara sembarangan, maka organisme non target dapat ikut terbunuh.

e. Penggunaan pestisida secara sembarangan, kecuali pemborosan, dapat menimbulkan efek buruk bagi pengguna, konsumen dan lingkungan.

Salah satu syarat untuk suksesnya pengendalian hama terpadu adalah pengamatan pertanaman secara berkala, misalnya seminggu sekali.
Tanaman dalam satu hamparan tidak perlu semuanya damati, tetapi cukup diambil sempelnya saja. Apabila penyemprotan harus dilakukan, hendaknya pestisida yang dipilih harus sesuai dengan hama tersebut. Bila dalam contoh tersebut didapati  kurang dari batas ambang, maka penyemprotan tidak perlu dilakukan.

Fungsi aplikasi insektisida dan fungisida berdasarkan pengendalian sistem PHT adalah untuk menekan populasi hama atau tingkat kerusakan karena hama dan penyakit, agar tetap berada di bawah ambang pengendalian atau ambang ekonomi.
Itulah sebabnya, konsep PHT adalah mengendalikan hama dan penyakit, bukan membrantas. Adanya hama dan penyakit dapat diterima sejauh populasi atau tingkat kerusakannya tidak melampaui ambang ekonomi atau ambang pengendalian. Dengan kata lain, secara ekonomi serangan hama dan penyakit tersebut tidak merugikan.

Ambang pengendalian atau ambang ekonomi bukan suatu statis. Ambang ekonomi yang ideal harus memperhitungkan berbagai faktor, misalnya ongkos produksi, harga jual komoditi, harga pestisida, musim, biaya, tenaga kerja, dan sebagainya. Oleh karena itu, ambang ekonomi yang ideal dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lain, dari satu tahun ke tahun yang lain, bahkan dari musim ke musim yang lain.

Sumber: Kementerian Pertanian

No comments:

Powered by Blogger.